10+ Cara Mewaspadai Modus Penipuan Melalui Telepon dari Luar Negeri

  • TeknoGPT
  • Jun 03, 2024
Cara Mewaspadai Modus Penipuan Melalui Telepon dari Luar Negeri

Cara Mewaspadai Modus Penipuan Melalui Telepon dari Luar Negeri – Pernahkah kamu menerima panggilan telepon mencurigakan saat bepergian ke luar negeri? Atau mungkin temanmu tiba-tiba panik karena ditelepon oleh “kedutaan” yang meminta informasi pribadi?

Topik ini sangat penting karena penipuan telepon internasional sedang marak dan bisa menimpa siapa saja, terutama ketika kita berada di negara asing.

Artikel ini akan membantu kamu memahami berbagai trik penipu dan cara melindungi diri dari penipuan telepon saat di luar negeri.

Tidak hanya sekadar memberikan tips, artikel ini juga menawarkan panduan praktis untuk tetap aman dan menikmati perjalanan tanpa khawatir tertipu.

Daftar Isi [ Tutup ]

Penipuan telepon bisa merusak liburan atau perjalanan bisnis kamu, jadi jangan lewatkan informasi berharga ini.

Baca terus untuk mengetahui cara meningkatkan kewaspadaan dan melindungi dirimu dari penipuan telepon internasional.

1. Kenali Ciri-Ciri Penipuan Telepon Internasional

Penipuan melalui telepon dari luar negeri semakin marak. Para pelaku kejahatan memakai berbagai trik untuk menjebak korban. Agar tidak terjebak, penting untuk mengenali ciri-ciri panggilan telepon mencurigakan dari luar negeri.

a. Meminta Informasi Pribadi atau Finansial

Penipu sering meminta informasi pribadi atau finansial, seperti nomor KTP, PIN ATM, atau kode OTP. Mereka mungkin mengaku sebagai perwakilan bank, perusahaan kartu kredit, atau badan pemerintah untuk meyakinkan korban.

Ingat, institusi resmi tidak akan meminta data sensitif melalui telepon. Jika Anda menerima permintaan seperti ini, segera putuskan panggilan dan laporkan ke pihak berwajib.

b. Menawarkan Hadiah atau Investasi Mencurigakan

Penipu sering mengiming-imingi korban dengan hadiah menarik, lotere, atau peluang investasi menggiurkan.

Mereka akan mengatakan bahwa Anda memenangkan undian berhadiah atau mendapat kesempatan investasi dengan return tinggi.

Namun, untuk mengklaim hadiah atau memulai investasi, Anda diminta mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi atau pembayaran awal.

Jangan tergiur dengan tawaran menggiurkan dari pihak yang tidak dikenal.

c. Menggunakan Skenario Mendesak atau Mengancam

Penipu telepon sering menggunakan skenario yang membuat panik atau terdesak agar korban tidak berpikir jernih.

Misalnya, mereka mengaku sebagai kerabat yang terkena musibah di luar negeri dan membutuhkan transfer dana darurat.

Atau, penelpon berpura-pura sebagai pejabat pemerintah dan mengancam akan menangkap Anda atas tuduhan kejahatan jika tidak mengirimkan uang.

Skenario ini didesain untuk membuat korban ketakutan dan bertindak gegabah.

d. Memaksa untuk Segera Mengambil Keputusan

Penelpon akan berusaha memaksa Anda untuk segera mengambil keputusan atau tindakan tanpa memberi waktu untuk berpikir atau verifikasi.

Mereka mungkin mengatakan bahwa penawaran hanya berlaku hari ini atau ancaman akan segera dilaksanakan jika tidak patuh.

Penipu ingin agar korban bertindak di bawah tekanan, sehingga lebih mudah dimanipulasi. Jika merasa dipaksa, curiga dan pertanyakan validitas panggilan tersebut.

e. Menggunakan Nomor Telepon Mencurigakan

Perhatikan kode negara dan nomor telepon penelpon. Jika panggilan berasal dari negara yang tidak dikenal atau mencurigakan, ada kemungkinan itu adalah upaya penipuan.

Penipu sering menggunakan teknologi untuk memalsukan nomor telepon sehingga terlihat seperti berasal dari negara atau institusi tertentu.

Jangan langsung percaya pada nomor yang tertera, lakukan verifikasi terlebih dahulu.

2. Jangan Mudah Percaya dan Bertindak Gegabah

Penipuan telepon internasional bisa dihindari dengan tidak mudah percaya dan bertindak gegabah.

Penipu sering merancang skenario yang membuat calon korban panik atau tergiur, sehingga mereka mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang.

a. Verifikasi Terlebih Dahulu

Jika menerima telepon mencurigakan yang mengaku dari institusi resmi seperti bank atau pemerintah, jangan langsung percaya.

Verifikasi dulu dengan menghubungi pihak terkait melalui nomor resmi yang ada di situs web atau dokumen resmi.

Jangan gunakan nomor yang diberikan penelpon karena bisa saja itu nomor palsu. Dengan verifikasi independen, Anda bisa memastikan identitas penelpon dan validitas informasinya.

b. Jangan Terburu-buru

Penipu sering menekan calon korban untuk segera mentransfer uang atau memberikan informasi pribadi dan finansial.

Mereka menciptakan rasa urgensi dengan alasan seperti keluarga butuh bantuan darurat atau ancaman penahanan.

Jangan terburu-buru mengambil tindakan di bawah tekanan. Periksa fakta, konsultasi dengan keluarga atau penasihat terpercaya, dan ambil keputusan dengan kepala dingin.

Institusi resmi tidak akan memaksa Anda bertindak tanpa dokumen pendukung.

c. Waspada pada Tawaran yang Terlalu Bagus

Jika penelpon menawarkan hadiah, lotere, atau peluang investasi dengan keuntungan besar tanpa risiko, kemungkinan besar itu penipuan.

Tidak ada yang namanya “uang mudah” atau keuntungan besar tanpa usaha dan risiko. Penipu menggunakan iming-iming menggiurkan untuk membutakan logika sehat calon korban.

Jika tawaran terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, kemungkinan besar memang begitu.

d. Percayakan Insting Anda

Jika ada yang terasa janggal atau mencurigakan dari panggilan telepon, percayakan insting Anda. Mungkin ada sesuatu dari nada bicara, latar belakang suara, atau alur cerita penelpon yang membuat Anda ragu.

Jangan abaikan perasaan tidak nyaman atau kecurigaan ini. Insting sering kali adalah peringatan awal yang mencegah kita dari bahaya. Lebih baik waspada berlebihan daripada menyesal kemudian.

e. Putuskan Panggilan Jika Perlu

Jika penelpon bertindak agresif, manipulatif, atau mencurigakan, Anda punya hak untuk memutuskan panggilan kapan saja. Anda tidak wajib melanjutkan pembicaraan yang membuat tidak nyaman atau terancam.

Penipu mungkin akan berusaha meyakinkan atau mengintimidasi jika Anda ingin mengakhiri panggilan. Ingat, Anda yang memegang kendali. Putuskan telepon dengan tegas dan laporkan nomor tersebut ke pihak berwajib jika perlu.

3. Lindungi Data Pribadi Anda

Di era digital sekarang, data pribadi jadi aset berharga yang sering diincar penipu dan pelaku kejahatan siber.

Mereka memakai berbagai taktik, termasuk penipuan lewat telepon, buat dapetin informasi sensitif dari korbannya. Jadi, melindungi data pribadi itu penting banget buat mencegah diri jadi korban penipuan.

a. Jangan Berikan Data Pribadi Lewat Telepon

Penipu sering berpura-pura jadi perwakilan dari bank, perusahaan kartu kredit, atau badan pemerintah untuk dapatin data pribadi korban.

Mereka mungkin minta detail seperti nomor KTP, tanggal lahir, PIN ATM, atau kode OTP dengan alasan verifikasi identitas atau keperluan administrasi.

Ingat, institusi resmi gak akan minta data sensitif lewat telepon. Kalau dapat permintaan kayak gini, jangan kasih informasi apa pun.

Segera akhiri panggilan dan hubungi langsung pihak terkait melalui nomor resmi buat konfirmasi.

b. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik

Kata sandi itu garis pertahanan utama buat melindungi akun dan data pribadi di dunia maya. Pakai kata sandi yang kuat, kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus.

Hindari pakai info yang gampang ditebak seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan. Jangan pakai kata sandi yang sama buat beberapa akun.

Kalau satu akun berhasil diretas, penipu bisa akses akun lainnya dengan mudah. Pakai kata sandi unik buat setiap akun dan pertimbangkan pakai pengelola kata sandi biar gampang mengelolanya.

c. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor

Autentikasi dua faktor (2FA) itu lapisan keamanan tambahan yang minta pengguna kasih dua bukti identitas saat masuk ke akun. Selain kata sandi, pengguna perlu masukin kode verifikasi yang dikirim lewat SMS atau aplikasi autentikator.

Dengan 2FA, penipu lebih susah buat meretas akun meski mereka punya kata sandi Anda. Aktifkan fitur ini di semua akun yang menawarkannya, terutama buat layanan perbankan, email, dan media sosial.

d. Batasi Informasi yang Dibagikan di Media Sosial

Media sosial jadi sumber informasi berharga bagi penipu yang mau nyusun skenario penipuan yang meyakinkan.

Mereka bisa kumpulin data seperti nama anggota keluarga, tempat kerja, hobi, atau riwayat perjalanan dari profil yang gak dilindungi pengaturan privasi.

Buat minimalkan risiko, batasi jumlah informasi pribadi yang Anda bagikan di media sosial. Atur profil Anda agar cuma bisa dilihat oleh teman atau koneksi yang disetujui.

Jangan pernah posting data sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau dokumen identitas.

e. Hati-Hati dengan Email atau Tautan Mencurigakan

Penipu juga memanfaatkan email dan tautan buat mencuri data pribadi atau sebarkan malware.

Mereka kirim pesan yang kelihatan seolah-olah dari institusi resmi dengan iming-iming hadiah, peringatan keamanan, atau permintaan verifikasi akun.

Jangan pernah klik tautan atau unduh lampiran dari email mencurigakan. Arahkan kursor ke tautan buat lihat URL sebenarnya dan pastikan alamat website sesuai dengan organisasi resmi terkait.

Kalau ragu, hubungi langsung pihak yang diklaim ngirim email buat konfirmasi.

4. Gunakan Aplikasi Pemblokir Spam dan Scam Call

Banyak aplikasi bisa membantu memblokir panggilan spam dan scam secara otomatis.

Aplikasi ini bekerja dengan mengidentifikasi dan menandai nomor mencurigakan berdasarkan laporan pengguna atau database penipu yang sudah ada.

a. Truecaller

Truecaller adalah salah satu aplikasi pemblokir spam terpopuler dengan lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia. Aplikasi ini menggunakan database komunitas untuk mengidentifikasi nomor spam dan scam.

Saat ada panggilan masuk, Truecaller menampilkan identitas penelpon jika nomor tersebut sudah ditandai oleh komunitas.

Anda bisa langsung memblokir panggilan yang terdeteksi sebagai spam atau scam. Truecaller juga menawarkan fitur pemblokiran SMS spam dan pengaturan privasi untuk menyembunyikan nomor Anda dari pencarian pengguna lain.

b. Hiya

Hiya adalah aplikasi pemblokir spam dengan algoritma canggih yang mampu menganalisis miliaran panggilan setiap bulan. Aplikasi ini otomatis mengidentifikasi dan memblokir panggilan spam, scam, telemarketing, dan penipuan.

Database Hiya diperbarui secara real-time berdasarkan laporan dari jutaan pengguna global.

Saat menerima panggilan mencurigakan, Anda akan melihat peringatan dari Hiya sehingga bisa memutuskan untuk menjawab atau memblokir panggilan tersebut.

c. Robokiller

Robokiller tidak hanya memblokir panggilan spam, tapi juga bisa membalas telepon scammer secara otomatis dengan respons yang terdengar meyakinkan.

Hal ini membuat penipu mengira sedang berbicara dengan orang sungguhan, sehingga membuang-buang waktu mereka.

Selain itu, Robokiller menawarkan fitur audio fingerprinting yang bisa mengidentifikasi pesan suara palsu yang sering digunakan scammer.

Database aplikasi ini selalu diperbarui untuk menangkal modus penipuan terbaru.

d. YouMail

YouMail menggabungkan fitur pemblokir spam dengan kotak pesan suara visual. Selain memblokir dan membalas panggilan spam secara otomatis, aplikasi ini juga menyimpan pesan yang ditinggalkan penelpon di cloud.

Anda bisa mengakses dan mengelola pesan suara dari mana saja melalui aplikasi atau web. YouMail juga menyediakan laporan rinci tentang aktivitas spam dan scam yang berhasil diblokir.

5. Laporkan ke Pihak Berwajib

Menerima panggilan telepon mencurigakan atau menjadi korban penipuan bisa sangat meresahkan. Langkah penting yang harus diambil adalah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

Ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu mencegah orang lain menjadi korban.

Catat Detail Panggilan

Sebelum melapor, pastikan Anda mencatat detail penting dari panggilan yang mencurigakan. Informasi yang perlu dikumpulkan meliputi:

  • Nomor telepon penelpon
  • Waktu dan tanggal panggilan diterima
  • Inti percakapan atau modus penipuan yang digunakan
  • Informasi pribadi atau finansial yang mungkin sudah Anda berikan
  • Bukti pendukung seperti rekaman percakapan (jika ada)

Detail ini akan memudahkan pihak berwajib dalam melakukan penyelidikan dan mengambil tindakan.

Hubungi Polisi atau Lembaga Terkait

Langkah selanjutnya adalah menghubungi pihak berwenang untuk melaporkan penipuan telepon. Di Indonesia, Anda bisa melaporkan ke:

  • Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui nomor darurat 110 atau datang langsung ke kantor polisi terdekat.
  • Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui situs aduankonten.id atau email ke [email protected].
  • Lembaga Konsumen setempat seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melalui situs ylki.or.id atau telepon ke (021) 798-5858.

Saat melaporkan, sampaikan detail lengkap yang sudah Anda catat sebelumnya. Ikuti instruksi dari petugas dan jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.

Laporkan ke Operator Telepon

Selain melaporkan ke polisi dan lembaga terkait, Anda juga bisa melaporkan nomor penipuan ke operator telepon yang Anda gunakan. Operator biasanya memiliki sistem untuk melaporkan dan memblokir nomor spam atau scam.

Cari tahu cara melaporkan nomor penipuan ke operator Anda, baik melalui aplikasi, situs web, atau layanan pelanggan. Dengan semakin banyak laporan, operator bisa mengambil tindakan pencegahan seperti menutup nomor yang bermasalah.

Peringatkan Orang Lain

Setelah melaporkan ke pihak berwajib, jangan lupa untuk memperingatkan orang-orang terdekat. Ceritakan pengalaman Anda dan ingatkan mereka untuk berhati-hati terhadap modus penipuan serupa.

6. Edukasi Orang-Orang Terdekat

Mencegah penipuan telepon bisa dimulai dari lingkup yang paling dekat dengan kita. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kita bisa membantu keluarga, teman, dan komunitas untuk lebih waspada terhadap modus penipuan ini.

a. Diskusikan Modus Penipuan Terkini

Ajak keluarga dan teman untuk berdiskusi tentang modus penipuan telepon yang sedang marak. Ceritakan pengalaman jika pernah menerima panggilan mencurigakan dan bagikan informasi tentang tanda-tanda penipuan yang perlu diwaspadai.

Diskusi ini tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga membuka ruang untuk saling berbagi tips dan trik menghadapi situasi tersebut.

Semakin banyak orang yang tahu, semakin kecil kemungkinan penipu untuk berhasil melancarkan aksinya.

b. Sasar Kelompok Rentan seperti Lansia

Orang lanjut usia sering menjadi target empuk penipuan telepon karena dianggap lebih mudah dikelabui dan kurang melek teknologi.

Mereka mungkin juga tinggal sendiri sehingga tidak punya tempat untuk meminta pendapat. Pastikan untuk menyampaikan informasi tentang penipuan telepon dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Ingatkan mereka untuk tidak mudah percaya pada orang tak dikenal dan selalu mengonfirmasi ke anggota keluarga jika dimintai sesuatu melalui telepon.

c. Manfaatkan Media Sosial dan Grup Percakapan

Media sosial dan grup percakapan seperti WhatsApp atau Telegram bisa menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi tentang penipuan telepon.

Posting artikel, infografis, atau video yang mengedukasi tentang modus terbaru dan cara mencegahnya.

Anda juga bisa membuat grup khusus untuk berbagi informasi dan memperingatkan anggota jika ada yang menerima panggilan mencurigakan.

Dengan memanfaatkan jaringan pertemanan online, pesan Anda bisa menjangkau lebih banyak orang dengan cepat.

d. Adakan Sosialisasi di Komunitas

Jika Anda aktif di komunitas seperti pengajian, arisan, atau karang taruna, pertimbangkan untuk mengadakan sosialisasi tentang penipuan telepon.

Ajukan ide ini ke pengurus komunitas dan tawarkan diri untuk menjadi pemateri atau fasilitator.

Dalam sosialisasi, Anda bisa mengundang narasumber dari kepolisian atau lembaga perlindungan konsumen untuk memberikan pemaparan yang lebih komprehensif.

Sediakan juga sesi tanya jawab agar peserta bisa mengklarifikasi hal-hal yang masih membingungkan.

e. Dorong untuk Saling Mengingatkan

Edukasi bukanlah proses satu arah. Dorong orang-orang terdekat untuk saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain dari ancaman penipuan.

Jika ada yang menerima telepon mencurigakan, ingatkan untuk segera menutup dan melaporkan.

Budayakan juga kebiasaan untuk selalu mengonfirmasi jika ada permintaan bantuan atau informasi melalui telepon, terutama jika melibatkan uang atau data pribadi.

Dengan saling mengingatkan, kita bisa menciptakan jaringan perlindungan yang lebih kuat.

7. Perhatikan Pola Komunikasi Penelpon

Memperhatikan pola komunikasi penelpon bisa membantu kita mengenali penipuan telepon. Penipu biasanya memiliki cara berbicara yang khas yang bisa menjadi tanda peringatan.

a. Berbicara dengan Tergesa-gesa dan Mendesak

Penipu sering berbicara dengan nada mendesak dan terburu-buru. Mereka ingin menekan korban untuk segera mengambil tindakan tanpa memberi waktu untuk berpikir atau memverifikasi informasi.

Misalnya, penelpon mengaku dari bank dan mengatakan bahwa rekening Anda terblokir. Mereka meminta data pribadi seperti PIN atau kode OTP untuk membuka blokir, padahal sebenarnya itu adalah trik untuk mencuri data.

b. Menggunakan Skenario yang Membuat Panik atau Takut

Penipu sering memanfaatkan rasa takut atau kepanikan korban. Mereka menciptakan skenario mendesak yang membuat korban tidak berpikir jernih dan bertindak di bawah tekanan.

Contohnya, penelpon mengaku sebagai pejabat pemerintah dan menuduh Anda terlibat kasus hukum. Mereka mengancam akan menahan Anda jika tidak segera mentransfer sejumlah uang sebagai “jaminan”.

Skenario ini dirancang untuk membuat korban ketakutan dan menuruti permintaan penipu tanpa curiga.

c. Menjanjikan Hadiah atau Keuntungan Besar

Penipu sering menggunakan iming-iming hadiah atau keuntungan besar untuk menarik perhatian korban.

Mereka menjanjikan bahwa Anda memenangkan undian, lotre, atau mendapat kesempatan investasi yang sangat menguntungkan.

Namun, untuk mengklaim hadiah atau memulai investasi, Anda diminta untuk memberikan data pribadi atau mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi atau pembayaran awal.

Padahal, hadiah atau investasi itu hanyalah kedok untuk menipu.

d. Mengaku dari Instansi Resmi dengan Alasan Mencurigakan

Penipu sering berpura-pura menjadi perwakilan dari instansi resmi seperti bank, perusahaan kartu kredit, atau badan pemerintah.

Mereka menggunakan nama instansi tersebut untuk mendapatkan kepercayaan korban. Namun, alasan mereka menelepon seringkali mencurigakan dan tidak masuk akal.

Misalnya, mengaku dari bank dan meminta data pribadi nasabah dengan dalih pembaruan sistem, padahal bank tidak pernah meminta data sensitif melalui telepon.

e. Menolak Panggilan Ulang atau Verifikasi

Penipu biasanya menghindari panggilan ulang atau upaya verifikasi dari korban. Mereka akan menolak jika diminta untuk ditelepon kembali melalui nomor resmi perusahaan atau tidak memberikan kesempatan bagi korban untuk mengonfirmasi identitas mereka.

Jika Anda menemui penelpon yang tidak kooperatif saat diminta melakukan verifikasi, besar kemungkinan itu adalah penipu.

Instansi resmi akan dengan senang hati memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memastikan keaslian identitas mereka.

8. Waspada pada Penawaran Investasi Mencurigakan

Penipuan lewat telepon sering menggunakan modus penawaran investasi dengan janji keuntungan tinggi.

Penipu menghubungi calon korban dan mempromosikan peluang investasi yang terdengar sangat menggiurkan, padahal sebenarnya itu jebakan.

a. Menjanjikan Keuntungan Tinggi Tanpa Risiko

Penipu sering mempromosikan investasi dengan janji return tinggi dalam waktu singkat tanpa risiko kerugian. Mereka mengklaim investasi tersebut aman dan akan memberikan keuntungan besar.

Dalam dunia investasi, selalu ada korelasi antara risiko dan keuntungan. Semakin tinggi potensi keuntungan, semakin besar risikonya. Jika ada yang menjanjikan keuntungan besar tanpa risiko, kemungkinan besar itu penipuan.

b. Meminta Investasi Segera Tanpa Prospektus Jelas

Penipu kerap menekan korban untuk segera berinvestasi tanpa memberikan prospektus atau informasi lengkap tentang skema investasi yang ditawarkan.

Mereka menciptakan rasa urgensi dengan mengatakan bahwa kesempatan tersebut terbatas atau akan segera berakhir.

Investasi yang sah selalu disertai dokumen prospektus yang merinci profil perusahaan, rencana bisnis, analisis risiko, dan proyeksi keuntungan. Tanpa prospektus yang jelas, sebaiknya hindari tawaran tersebut.

c. Tidak Terdaftar di Otoritas Berwenang

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, pastikan pihak yang menawarkan sudah terdaftar dan diawasi oleh otoritas berwenang, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan investasi yang legal wajib mendapatkan izin dari lembaga terkait dan secara berkala melaporkan kegiatannya.

Anda bisa mengecek status perusahaan tersebut melalui situs web resmi OJK atau BEI. Jika tidak terdaftar, kemungkinan besar penawaran investasi itu ilegal dan berisiko tinggi.

d. Skema Ponzi atau Piramida

Beberapa penipuan investasi telepon menggunakan skema ponzi atau piramida. Dalam skema ponzi, keuntungan yang dibayarkan kepada investor awal berasal dari dana yang disetor oleh investor baru, bukan dari hasil investasi yang sah.

Sedangkan dalam skema piramida, investor diminta untuk merekrut anggota baru agar bisa mendapatkan bonus atau keuntungan. Skema ini akan runtuh ketika tidak ada lagi investor baru yang bergabung dan dana investasi menipis.

e. Tidak Ada Produk atau Aset yang Jelas

Investasi bodong seringkali tidak memiliki produk atau aset yang jelas sebagai underlying. Penipu hanya menjanjikan keuntungan tinggi tanpa bisa menjelaskan secara detil bagaimana dana investor akan digunakan dan menghasilkan return.

Misalnya, penipu mengklaim memiliki sistem perdagangan forex atau saham yang canggih, tapi tidak bisa membuktikan track record atau lisensi resmi.

Atau, mereka menawarkan investasi properti mewah tanpa bisa menunjukkan bukti kepemilikan atau dokumen legalitas proyek.

9. Manfaatkan Fitur Keamanan Ponsel

Ponsel sekarang punya banyak fitur keamanan bawaan yang bisa mencegah penipuan telepon. Dengan mengoptimalkan pengaturan keamanan ponsel, Anda bisa meminimalkan risiko jadi korban kejahatan siber.

Berikut beberapa fitur keamanan ponsel yang perlu Anda ketahui:

a. Kunci Layar dengan PIN, Pola, atau Sidik Jari

Mengunci layar ponsel adalah langkah dasar untuk mencegah akses tidak sah. Sebagian besar ponsel menawarkan beberapa opsi kunci layar, seperti PIN, pola, atau sidik jari.

PIN adalah rangkaian angka unik yang harus dimasukkan untuk membuka kunci ponsel. Pastikan PIN cukup panjang dan hindari menggunakan tanggal lahir atau angka yang mudah ditebak.

Pola adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada layar untuk membentuk pola unik. Sidik jari adalah metode yang paling nyaman dan aman saat ini.

Anda cukup meletakkan jari di sensor sidik jari untuk membuka kunci ponsel.

b. Aktifkan Fitur “Temukan Perangkat Saya”

Fitur “Temukan Perangkat Saya” atau “Find My Device” memungkinkan Anda melacak lokasi ponsel jika hilang atau dicuri.

Anda juga bisa mengunci ponsel dari jarak jauh, menghapus data, atau membunyikan alarm. Untuk mengaktifkan “Temukan Perangkat Saya” di Android, buka Pengaturan > Keamanan > Temukan Perangkat Saya.

Pastikan fitur ini diaktifkan dan Anda telah login ke akun Google di ponsel. Di iPhone, fitur ini disebut “Find My iPhone”. Untuk mengaktifkannya, buka Pengaturan > [Nama Anda] > iCloud > Find My iPhone.

c. Perbarui Sistem Operasi dan Aplikasi

Produsen ponsel dan pengembang aplikasi merilis pembaruan keamanan secara berkala untuk menambal celah keamanan.

Menginstal pembaruan ini penting untuk menjaga ponsel tetap aman dari ancaman terbaru. Atur ponsel untuk menginstal pembaruan secara otomatis begitu tersedia.

Di Android, buka Pengaturan > Sistem > Pembaruan Sistem. Di iPhone, buka Pengaturan > Umum > Pembaruan Perangkat Lunak.

Selain sistem operasi, pastikan aplikasi di ponsel juga selalu diperbarui ke versi terbaru.

d. Gunakan Aplikasi Antivirus

Menginstal aplikasi antivirus di ponsel memberikan perlindungan ekstra dari malware dan aplikasi mencurigakan.

Antivirus untuk ponsel biasanya dilengkapi fitur seperti pemindaian malware secara real-time, pemblokiran panggilan dan SMS spam, perlindungan saat berselancar di internet, dan penguncian aplikasi dengan kata sandi.

Pilih aplikasi antivirus dari pengembang tepercaya seperti Avast, AVG, Kaspersky, atau McAfee.

e. Waspadai Izin Aplikasi yang Diminta

Sebelum menginstal aplikasi, cek izin apa saja yang diminta. Aplikasi mencurigakan sering meminta izin yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti mengakses kontak, lokasi, atau kamera tanpa alasan yang jelas.

Jika aplikasi meminta terlalu banyak izin mencurigakan, sebaiknya jangan diinstal. Untuk aplikasi yang sudah terlanjur diinstal, Anda bisa membatasi izinnya melalui pengaturan ponsel.

Di Android, buka Pengaturan > Aplikasi & notifikasi > Izin aplikasi. Di iPhone, buka Pengaturan > Privasi.

10. Tingkatkan Kewaspadaan Saat Bepergian ke Luar Negeri

Bepergian ke luar negeri bisa jadi pengalaman menyenangkan dan berkesan. Namun, penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penipuan telepon, terutama di negara dengan tingkat kejahatan siber yang tinggi.

Berikut beberapa tips untuk melindungi diri dari penipuan telepon saat bepergian ke luar negeri:

Riset tentang Modus Penipuan di Negara Tujuan

Sebelum berangkat, risetlah tentang modus penipuan yang umum di negara tujuan. Cari tahu apakah ada jenis penipuan telepon tertentu yang sering menyasar turis atau ekspatriat.

Informasi ini bisa didapat dari situs web kedutaan, forum perjalanan, atau teman yang pernah ke sana. Dengan memahami taktik penipu setempat, Anda bisa lebih waspada dan tahu cara menghindarinya.

Beli Kartu SIM Lokal

Jika memungkinkan, beli kartu SIM lokal saat tiba di negara tujuan. Dengan menggunakan nomor lokal, Anda bisa mengurangi risiko menerima panggilan penipuan internasional yang menyasar nomor dari negara asal.

Pastikan membeli kartu SIM dari operator tepercaya dan hindari penjual tidak resmi atau kaki lima, karena kartu tersebut mungkin sudah dimanipulasi penipu.

Jangan Angkat Panggilan dari Nomor Tidak Dikenal

Saat di luar negeri, Anda mungkin sering menerima panggilan dari nomor tidak dikenal. Jangan langsung mengangkat panggilan tersebut, terutama jika berasal dari nomor internasional yang mencurigakan.

Biarkan panggilan tersebut masuk ke kotak pesan suara. Jika penting, penelepon akan meninggalkan pesan. Anda bisa menelepon balik menggunakan nomor resmi yang terverifikasi, bukan nomor yang tertera di layar telepon.

Hati-Hati dengan Panggilan yang Mengaku dari Kedutaan atau Imigrasi

Salah satu modus penipuan yang sering menyasar turis adalah panggilan yang mengaku dari kedutaan atau imigrasi.

Penipu akan mengatakan ada masalah dengan visa atau paspor Anda, lalu meminta informasi pribadi atau pembayaran biaya tertentu. Ingat, kedutaan atau imigrasi tidak akan pernah meminta data sensitif atau biaya melalui telepon.

Jika menerima panggilan mencurigakan, segera laporkan ke kedutaan resmi negara Anda.

Gunakan Aplikasi Penerjemah jika Menerima Panggilan dalam Bahasa Asing

Jika menerima panggilan dalam bahasa yang tidak Anda kuasai, gunakan aplikasi penerjemah seperti Google Translate atau iTranslate untuk memahami isi percakapan.

Tetap waspada meski menggunakan penerjemah. Jika penelepon meminta informasi pribadi atau tindakan mencurigakan, segera akhiri panggilan.

Jangan memberikan data apa pun hanya karena merasa tidak enak atau tidak memahami bahasa setempat.

Simpan Nomor Darurat dan Kontak Penting

Sebelum berangkat, pastikan menyimpan nomor darurat dan kontak penting di ponsel Anda. Ini termasuk nomor telepon kedutaan, asuransi perjalanan, bank, serta keluarga atau teman yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat.

Jika menerima panggilan mencurigakan atau menjadi korban penipuan, segera hubungi nomor-nomor tersebut untuk mendapatkan bantuan. Jangan mencoba menyelesaikan masalah sendiri, terutama jika berada di negara asing.

Kesimpulan

Menjaga diri dari penipuan telepon saat bepergian ke luar negeri sangat penting. Mulai dari riset modus penipuan setempat, membeli kartu SIM lokal, hingga menyimpan nomor darurat, semua langkah ini dapat meningkatkan keamanan kamu.

Penipuan telepon bisa terjadi kapan saja, jadi selalu waspada dan jangan mudah tertipu.

Mengikuti tips dalam artikel ini akan membantu kamu menikmati perjalanan dengan lebih tenang dan aman. Ingatlah, kewaspadaan adalah kunci utama dalam melindungi diri dari penipuan telepon internasional.

Terima kasih telah membaca! Jangan lupa untuk cek artikel lainnya di TeknoGPT.com untuk tips dan informasi teknologi terbaru. Selamat menjelajah dunia dengan aman!

FAQ

Apa yang harus dilakukan jika saya menerima panggilan mencurigakan di luar negeri?

Jika menerima panggilan mencurigakan, jangan langsung menjawab. Biarkan masuk ke pesan suara dan cek pesan yang ditinggalkan. Verifikasi informasi dengan nomor resmi yang terverifikasi.

Bagaimana cara memastikan keamanan data pribadi saat menggunakan Wi-Fi publik di luar negeri?

Hindari mengakses informasi sensitif melalui Wi-Fi publik. Gunakan VPN untuk enkripsi data dan pastikan hanya mengunjungi situs yang menggunakan HTTPS.

Apakah ada aplikasi yang bisa membantu melindungi dari penipuan telepon internasional?

Ya, ada beberapa aplikasi seperti Truecaller dan Hiya yang bisa membantu memblokir panggilan spam dan scam. Instal aplikasi ini sebelum berangkat dan pastikan selalu diperbarui.

Apa yang harus saya lakukan jika sudah memberikan informasi pribadi kepada penipu?

Segera hubungi bank atau penyedia layanan terkait untuk memblokir akses ke akun Anda. Lapor ke pihak berwenang dan ikuti instruksi mereka untuk langkah selanjutnya.

Bagaimana cara mengidentifikasi penipuan telepon yang menggunakan bahasa asing?

Gunakan aplikasi penerjemah seperti Google Translate untuk memahami isi percakapan. Tetap waspada dan jangan memberikan informasi pribadi jika merasa ada yang mencurigakan. Akhiri panggilan jika merasa terdesak.

Post Terkait :